Jumat, 20 Mei 2011

Kurs dolar AS terhadap euro masih tertekan

JAKARTA: Nilai tukar dolar AS melanjutkan pelemahan terhadap euro dalam 4 hari terakhir, terkait dengan data perdagangan menunjukkan perlambatan penjualan rumah di AS dan tekanan kepada bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga rendah. Mata uang AS tersebut melemah terhadap 15 dari 16 mata uang utama, setelah Goldman Sachs Group Inc menurunkan proyeksi dolar, mengutip prospek pertumbuhan yang buruk bagi negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Dolar Selandia Baru menguat setelah pemerintah menyatakan proyeksi surplus anggaran 2015 akan lebih besar dibandingkan dengan proyeksi pada Desember. Yen melemah terhadap euro dipicu oleh kenaikan harga komoditas dan saham Asia yang menurunkan permintaan terhadap mata uang sebagai aset investasi aman.

Minoru Shioiri, kepala manajer Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co. di Tokyo, menilai AS tidak mungkin mengeluarkan stimulus moneter dalam waktu dekat, kecuali jika data ekonomi secara keseluruhan menunjukkan perbaikan.

“Dolar mungkin akan perlu berusaha untuk rebound secara signifikan,” katanya, hari ini.

Nilai tukar dolar AS melemah menjadi US$1,42 per euro pada pukul 13:26 di bursa Tokyo. Yen melemah menjadi 116,63 per euro dari sebelumnya 116,37 per euro. Sebelumnya, mata uang tersebut menyentuh 116,70 per euro yang merupakan level terendah sejak 11 Mei.

Mengacu data Bloomberg, penjualan rumah di AS saat ini naik 2% menjadi 5,2 juta pada April setelah naik 3,7% pada Maret dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Goldman Sachs memperkirakan dolar akan melemah menjadi US$1,45 per euro dalam 3 bulan dari proyeksi sebelumnya US$1,40 per euro. (spr)

www.bisnis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Platforms FasaPay Online Payment System
IndonesianEnglishGermanPortugueseRussianArabicFrench