Senin, 16 Mei 2011

Arus modal ke Asean sepakat dibatasi

Oleh Diena Lestari & Algooth Putranto

JAKARTA: Pertemuan final para pemimpin negara anggota Association of Southeast Asian Nations (Asean) sepakat untuk tidak membatasi masuknya arus modal ke kawasan Asean, sebagai upaya untuk mempromosikan pasar modal terintegrasi di kawasan ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan para pemimpin negara anggota Asean menyadari meski kondisi ekonomi global saat ini terus membaik, akan tetapi belum sepenuhnya stabil.

"Kami perhatikan bahawa kondisi [ekonomi] kawasan Asia Tenggara terus membaik. Meski demikian, tetap ada risiko yang muncul yakni tekanan meningkatnya inflasi dan masuknya arus modal yang cepat," ujarnya dalam jumpa pers tentang hasil 18th Asean Summit di Jakarta kemarin.

Terkait dengan hal ini maka para pemimpin negara Asean menyadari pentingnya keselarasan antara kebijakan makroekonomi tiap negara dan kebijakan makroekonomi secara regional, termasuk di dalamnya kerjasama keuangan.

Pengoperasian Asean Plus 3 Makro Economic Regional Surveillance Office (Amro) yang berkantor di Singapura mendesak untuk segera dilakukan. Amro diharapkan dapat berperan untuk meningkatkan koordinasi makroekonomi dan mempromosikan kerjasama keuangan pada tingkat regional. "Kami puas dengan disepakatinya perjanjian Chiang-Mai Initiative Multialteralisation pada 24 Maret 2010," katanya.

Presiden menyatakan masalah penting yang menjadi perhatian utama dari para pemimpin negara anggota Asean terkait dengan ketahanan pangan dan energi. Kondisi dunia saat ini sedang diwarnai lonjakan harga pangan dan energi. Masalah ini berdampak pada peningkatan angka kemiskinan di dunia. “Selama enam bulan ini tercatat terjadinya kenaikan harga pangan dan energi. Kami, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat kerjasama regional harus makin dieratkan untuk menghadapi masalah ini,” ujarnya.

Berkaitan dengan ketahanan pangan, disepakati bahwa setiap negara anggota Asean yang berbasis pertanian akan berupaya meningkatkan produksi pangan dan produktivitas lahan. Hal ini bertujuan untuk menjaga cadangan beras di tingkat regional tercukupi.

Kepala Negara menyatakan disepakati juga untuk dilakukan peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan pertanian, dan juga investasi regional. Menurut Presiden Yudhoyono, kerjasama di sektor pangan ini tidak terbatas pada 10 negara anggota Asean saja, tetapi akan meluas dengan kerangka Asean plus 3 yang melibatkan Jepang, Korea Selatan, dan China. (ln)

www.bisnis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Platforms FasaPay Online Payment System
IndonesianEnglishGermanPortugueseRussianArabicFrench