Kamis, 12 Mei 2011

Euro melemah 0,3% terhadap dolar

TOKYO: Kurs euro diperdagangkan turun 0,3% terhadap dolar, menyusul kemungkinan Yunani tidak akan menerima tambahan suntikan dana guna menghindari restrukturisasi utang. Kurs yen naik 1,3% terhadap euro kemarin, sebelum laporan perdagangan Jepang pada Maret terbit pada hari ini. Perdagangan Jepang terganggu akibat gempa dan tsunami yang melanda negara itu.

"Penyusun kebijakan tidak mengindikasikan adanya tambahan suntikan dana bagi Yunani, karena hal itu akan berdampak besar bagi pasar. Banyak euro yang berada pada posisi investasi jangka panjang di pasar dan isu utang telah digunakan untuk mengurangi kondisi itu," kata analis pasar IG Market Securities Ltd. Junichi Ishikawa di Tokyo.

Euro berada pada level US$1,42 pada pukul 07.58 waktu Tokyo hari ini dari US$1,41 di New York kemarin. Kurs yen berada pada level 115,15 per euro dari 115,40 setelah berada pada level 114,57 yen, level tertinggi sejak 28 maret. Dolar sedikit berubah menjadi 81,02 yen.

sumber : www.bisnisindonesia.com

Australia Pangkas Pengeluaran 22 Miliar Dolar

CANBERRA (Suara Karya): Australia mengatakan pihaknya akan memangkas pengeluaran 22 miliar dolar Australia (23,7 miliar dolar AS) dan menjadi negara maju pertama yang mencatat surplus anggaran pasca krisis keuangan.



  • Menteri Keuangan Wayne Swan mengatakan banjir musim panas yang mematikan di Queensland dan diikuti siklon tropis besar telah membantu meningkatkan defisit untuk tahun buku berjalan dari proyeksi 41,5 miliar dolar Australia menjadi 49,4 miliar dolar Australia.



  • "Kami telah memberlakukan batas pengeluaran ketat, memberikan penghematan 22 miliar dolar Australia untuk membuat ruang bagi prioritas utama kami, menjamin kehidupan negara kami dalam batas kemampuannya. Kami berada di jalur surplus 2012-2013," kata Swan.



  • Swan menambahkan bahwa pemerintah, yang akan melakukan penghematan sebagian melalui pengetatan kesejahteraan dan rabat pajak, perlu membawa anggaran kembali ke hitam karena booming keuntungan pertambangan.



  • Dia mengatakan bencana alam, termasuk gempa bumi di Selandia Baru dan Jepang, memiliki dampak yang dramatis pada posisi fiskal Australia.



  • "Banjir dan Topan Yasi akan merugikan ekonomi kami sembilan miliar dolar Australia dalam kehilangan produksi dan mengurangi pertumbuhan riil PDB setengah persentase poin pada 2010-11," dia mengatakan dalam pidato anggarannya.



  • "Dikombinasikan dengan dampak bencana di Selandia Baru dan Jepang, pukulannya menjadi tiga-perempat persentase poin tahun ini - mendorong pertumbuhan jauh bawah rata-rata jangka panjang."



  • Prakiraan departemen keuangan menunjukkan pertumbuhan PDB sebesar 2,25 persen pada tahun 2010-11 namun pulih menjadi 4,0 persen pada 2011-12 dan 3,75 persen pada tahun berikutnya.



  • Swan mengatakan dampak pengeluaran bencana alam dan lebih lemah prospek jangka pendek untuk penerimaan pajak telah memberikan kontribusi terhadap defisit untuk tahun berjalan membengkak menjadi 49,4 miliar dolar Austrlia atau 3,6 persen dari PDB. Perkiraan defisit untuk tahun berikutnya adalah 22,6 miliar dolar AustrAlia, atau 1,5 persen dari PDB.



  • Dia menambahkan, pemerintah berada di jalur untuk menghasilkan surplus anggaran -3,5 miliar dolar Australia - pada 2012-13 karena booming pertambangan meningkat.



  • Sementara, pemerintah Australia juga melaporkan surplus perdagangan untuk Maret sehingga bangkit kembali dari defisit.



  • Pengiriman ke luar negeri naik sembilan persen pada Maret, sementara impor naik satu persen, Biro Statistik Australia mengatakan.



  • Ini meletakkan neraca perdagangan negara menjadi surplus 1,74 miliar dolar Australia (1,87 miliar dolar AS), dari revisi turun defisit sebesar 87 juta dolar Australia pada Februari.







  • Rabu, 11 Mei 2011

    Inflasi China Picu Rupiah Meroket ke 8.526

    Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (11/5) ditutup menguat tajam 29 poin (0,33%) jadi 8.526/8.536 per dolar AS dari posisi kemarin 8.555/8.560.

    Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, secara keseluruhan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh data inflasi tahunan Consumer Price Index (CPI) China. Angkanya dirilis di atas prediksi dari level 5,2% ke level 5,3%.

    Lalu, menurutnya, inflasi bulannya pun naik dari -0,2% menjadi 0,1%. "Karena itu, sepanjang perdagangan rupiah mencapai level terkuatnya 8.524 dan 8.544 sebagai level terlemahnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (11/5).

    Lebih jauh Christian mengatakan, tingginya inflasi China telah memicu ketakutan pasar atas indikasi tingginya inflasi di Asia secara keseluruhan sehingga rupiah turut terapresiasi. "Sebab, tingginya inflasi di kawasan Asia memberikan peluang lebih besar pada kenaikan BI rate dari level 6,75% saat ini," tambahnya.

    Selain itu, lanjut Christian, penguatan rupiah juga dipicu oleh kenaikan harga komoditas baik minyak maupun emas. Karena itu, mata uang yang berbasis komoditas seperti dolar Australia juga menguat. "Sebenarnya, rupiah juga termasuk mata uang berbasis komoditas karena ekspor RI lebih banyak komoditas terutama batu bara," imbuhnya.

    Alhasil, dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan melemah ke level US$1,4407 dari sebelumnya US$1,4350 per euro," imbuh Christian. 

    Oleh: Ahmad Munjin

    www.inilah.com


    Cadangan Devisa Tembus 115 Miliar Dollar AS

    Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, jumlah cadangan devisa yang mencapai 115,8 miliar dollar AS pada 6 Mei 2011 merupakan jumlah yang sangat memadai menghadapi spekulasi dan risiko capital outflows. "Jadi, secara keseluruhan ekonomi kita fondasinya sehat dan kuat," kata Darmin saat membuka pameran perbankan Indonesia 2011 di Jakarta, Rabu.
    Darmin mengatakan, meski ada keterlambatan di bidang infrastruktur, pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun semakin membaik dibandingkan dengan saat krisis tahun 2008.
    Pertumbuhan ekonomi sejak 2010 sudah semakin seimbang sumber-sumbernya dengan meningkatnya ekspor dan investasi. "Pada 2010-2011 terlihat jelas pertumbuhan makin melampaui 6,5 persen dan tidak hanya dari konsumsi, tetapi juga investasi dan ekspor. Itu pilar utama dari pertumbuhan ekonomi, kalau seimbang ekonomi semakin sehat," katanya.
    Namun, menurut dia, struktur perekonomian masih perlu diperbaiki, terutama dengan mendorong produksi barang-barang modal yang, jika tidak dilakukan, bisa mengakibatkan impor tumbuh lebih cepat dari ekspor. "Jika impor lebih tinggi, surplus neraca pembayaran dan transaksi berjalan akan semakin berkurang," katanya.     by : Erlangga Djumena


    www.kompas.com

    Selasa, 10 Mei 2011

    Bursa Asia Manfaatkan Kekhawatiran Yunani

    Sydney – Bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Selasa (10/5), di tengah bangkitnya perusahaan Jepang. Pasar memanfaatkan kekhawatiran Eropa terhadap Yunani.
    Indeks Komposit Morgan Stanley (MSCI) Asia Pasifik (APAC) menguat 0,1% ke 137,84 dengan rasio saham yang naik dan turun sama. Year-to-date, MSCI APAC turun kurang dari 0,1% dan PER mencapai 13,5 kali.
    Indeks Nikkei di Jepang naik 0,3% setelah situs Nikkei melaporkan perusahaan otomotif terbesar dunia, Toyota Motor Corp., kembali normal lebih cepat ketimbang prediksi. Bursa Selandia Baru naik 0,3% dan sebaliknya, Australia turun 0,7%. Pasar Hong Kong dan Korea Selatan tutup.
    Sumitomo Heavy Industries Ltd. membubung 12% setelah laporan laba lebih tinggi ketimbang prediksi. Toshiba Corp. naik 3,7% setelah menyatakan earning akan mencapai rekor tertinggi. Sebaliknya, Nintendo Co. yang mengeruk laba di Eropa, turun 1,6% setelah rating kredit Yunani dipangkas S&P.
    Demikian pula Billabong International Ltd. yang seperlima labanya dari Eropa, turun 1,2%. “Yunani lagi-lagi menjadi sumber masalah komunitas investasi. Namun, masalah ini sebenarnya tak mengganggu pemulihan ekonomi,” ujar Prasad Patkar dari Platypus Asset Management Ltd.
    Toshiba Corp., pembuat chip memori flash terbesar kedua dunia, naik 3,7% karena akan ada permintaan pascagempa Jepang 11 Maret lalu. Mitsui Mining & Smelting Co. meroket 7,1% karena laporan laba 21,2 miliar yen per 31 Maret lalu atau naik 52% dibanding periode sama tahun lalu.
    Toyota sukses menutup kerugian dan naik 1,7% setelah Nikkei menyatakan perusahaan ini akan berproduksi secara penuh lagi pada November atau Desember mendatang. Sebaliknya Nintendo dan Billabong ditutup melemah karena pasar terbesar mereka, Eropa, sedang dilanda sentimen negatif.
    Kekhawatiran di Eropa semakin dalam karena krisis utang semakin tampak nyata, setelah S&P menurunkan peringkat kredit Yunani dari BB- ke B. Penurunan ini merupakan gambaran adanya kemungkinan resiko gagal bayar.
    Moody’s juga sedang mempelajari tingkat utang Yunani yang berada pada B1. Sementara yen, terapresiasi ke 114,98 terhadap euro hari ini. Kemarin, kurs yen ke euro berada pada 115,97. Terhadap dolar AS, yen menguat dari 80,63 ke 80,43.
    Penguatan yen bisa mengurangi laba perusahaan Negeri Matahari Terbit ini di luar negeri. Terutama saat repatriasi mata uang asing ke yen. “Peringkat utang Yunani kembali menyebabkan kekhawatiran. Hal ini mempengaruhi kekuatan yen,” ujar Fumiyuki Nakanishi dari SMBC Friend Securities Co.     Oleh: Vina Ramitha

    www.inlah.com

    April, China Bukukan Surplus hingga US$11,4 M

    Beijing - China membukukan surplus perdagangan pada bulan April sebesar US$11,4 miliar dari ekspektasi pasar US$3 miliar.

    Surplus ini merupakan terbesar dalam empat bulan terakhir setelah pada kuartal I mengalami defisit. Para bulan April, ekspor China naik 29,9% dari tahun sebelumnya dan impor naik 21,8% yang dirilis Badan Bea Cukai China, seperti dikutip dari yahoo.finance.com.

    Pada kuartal I tahun ini, China mengalami defisit US$1,02 miliar. Defisit ini merupakan pertama kalinya sejak tahun 2004. Penyebabnya karena kenaikan harga komoditas sehingga menaikkan biaya produksi.
    Pejabat China berharap surplus perdagangan tidak terlalu besar dengan negara di seluruh dunia. Karena dapat meredakan kritikan dari mitra dagang karena dinilai tidak adil dengan perdagangan melalui mata uang yang murah.

    Pada Senin kemarin, pejabat AS ramai-ramai mengkritik China dengan pembangkangannnya dengan sengketa dangan dengan AS. China dan AS sedang memulai negosiasi perdagangan yang mencakup isu-isu ekonomi dan diplomatik untuk mengurangi perbedaan yang sering memanas di antara mereka.


    www.inilah.com

    Didukung Kinerja dan Minyak, Bursa Jepang Menguat

    INILAH.COM, Los Angeles – Bursa saham Jepang di awal perdagangan Selasa (10/5) menguat, seiring apresiasi bursa AS dan harga komoditas.
    Indeks Nikkei Stock Average naik 0,4% menjadi 9.830.01, sementara indeks Topix naik 0,5% menjadi 857.29. Kembali menguatnya harga minyak berjangka membawa Inpex Corp. naik 1,9%, dan Japan Petroleum Exploration Co. naik 1,8%.
    Saham Toshiba Corp. terapresiasi 3,7%, setelah perseroan mengumumkan bahwa laba Januari-Maret akan tumbuh dua kali lipat dengan outlook kuat. Demikian juga Hitachi Ltd. yang naik 2,5%, dan Renesas Electronics Corp. yang melesat 3,4%. [ast]

    Trade balance surplus in Maret

    AAP
    The Australian trade balance went into surplus in March, the Australian Bureau of Statistics says.
    The balance of goods and services was a surplus of $1.74 billion in March, seasonally adjusted, from a downwardly revised deficit of $87 million in February.
    Economists' forecasts had centred on a surplus of $500 million in the month.
    During the month, exports were up nine per cent in adjusted terms, while imports were up one per cent, the ABS said on Tuesday.

    Swan Australia: Harga Komoditas Tetap Tinggi

    Australian Treasurer Wayne Swan mengatakan perkiraan ekonomi dalam anggaran tahunan yang akan dirilis hari ini akan memfaktorkan permintaan kuat untuk komoditas dari negara berkembang Asia. Selain mencermati tingginya harga komoditas.
    "Kami percaya harga komoditas dan syarat perdagangan kita akan lebih tinggi di tahun-tahun mendatang daripada sebelumnya," kata Swan kepada wartawan di Canberra. "Dalam memprediksi masa depan harga komoditas, kami mempertimbangkan bahwa harga komoditas tidak akan berada di level tertinggi dalam 140 tahun selamanya, dan hal itu akan terjadi hari ini,"katanya.
    Anggaran Swan akan fokus pada meningkatkan partisipasi tenaga kerja.
    Oleh: Asteria

    www.inilah.com

    Senin, 09 Mei 2011

    Respon Data AS, Bursa Eropa Dipresiksi Melemah

    INILAH.COM, London - Bursa saham Eropa pada perdagangan Senin (9/5) diperkirakan akan dibuka melemah. Pasar masih tertekan dengan kekhawatiran ekonomi AS.

    Hari ini merupakan ulang tahun persetujuan IMF untuk memberikan pinjaman ke Yunani untuk menyelamatkan kondisi keuangan negara itu. Namun satu tahun ini, negara para dewa masih saja berjuang keluar dari krisis meskipun sudah mendapatkan bailout dan langkah penghematan.

    Menteri Ekonomi Jerman tetap menolak spekulasi bahwa Yunani harus meminta bantuan ke luar Eropa untuk mengatai krisisi terebut. Biaya pinjaman Yunani telah mecapai rekor tertinggi dan investor berspekulasi negara ini akan melakukan restrukturisasi utang.

    Pada pekan ini, Yunani tetap menjadi fokus perhatian pasar bersama dengan China yang diperkirakan akan melanjutkan kebijakan moneter ketat untuk menekan inflasi.

    Pasar juga mengkhawatirkan pemulihan ekonomi AS karena lapangan pekerjaan tidak cukup kuat untuk menggerakkan pertumbuhan yang kuat.

    Ekonomi RI 2030 Raih 5 Besar Dunia Salip Jepang

    INILAH.COM, Jakarta – Ekonomi RI diprediksi masuk 5 besar dunia pada 2030. Tapi, kesenjangan dan sustainability jadi ancaman. Sebab, pasar tak meredistribusi pendapatan dan tak peduli terhadap lingkungan.
    Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi memperkirakan, pada 2020 ekonomi Indonesia bakal berada di posisi 10 besar dunia berdasarkan rangking nominal Produk Domestik Bruto (PDB) di semua negara. Lalu, pada 2030, ekonomi RI bakal menyalip Jepang dengan menempati rangking 5 besar dunia.
    Saat ini, ekonomi Indonesia berada di rangking 17 besar dunia dengan PDB senilai US$707 miliar atau Rp6.423 triliun pada 2010. “Untuk mencapai level 5 besar ekonomi dunia, sangat mungkin,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, akhir pekan lalu.
    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2011 mencapai Rp1.732,3 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp594 triliun.
    Lebih jauh Eric menjelaskan, untuk mencapai 5 besar perlu mendapat dukungan dari peningkatan produktivitas sehingga pertumbuhan ekonomi RI akan tetap berjalan baik. “Tahun 2010 di level 6,1%, di 2011 diperkirakan 6,5% dan 7% di 2012,” ucapnya.
    Dari sisi pengeluaran, lanjut Eric, PDB RI ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Sebab, dari populasi penduduk sebesar 237,6 juta jiwa pada 2010, sangat banyak berusia muda dan produktif. “Kondisi itu berbeda dengan negara yang populasinya sudah menua seperti Jepang, Korea Selatan dan China,” paparnya.
    Menurutnya, penduduk Jepang sudah menua sehingga produktivitasnya menurun. Pertumbuhan pasarnya pun sudah terbatas. Pada saat yang sama, investasi juga bakal jadi pendorong pertumbuhan Indonesia. Sebab, dengan pasar yang besar, investor domestik dan asing akan berlomba masuk. “Selain itu, PDB juga didukung ekspor komoditas,” tandas Eric.
    Hanya saja, Eric menggarisbawahi, dalam perjalanan menuju 5 besar, ekonomi RI akan menghadapi dua hal yang krusial yakni soal sustainability (kelestarian lingkungan) dan kesenjangan. “Jika Indonesia menggenjot pertumbuhan ekonomi terlalu cepat, sementara masalah lingkungan diabaikan, generasi mendatang tidak bisa menumbuhkan ekonomi dengan cepat,” timpalnya.
    Dia menegaskan, dalam kondisi lingkungan yang rusak, ekonomi tak bisa tumbuh. Dia mencontohkan, jika eksploitasi batu bara besar-besaran, lingkungan bekas penambangannya tidak bisa digunakan untuk kegiatan ekonomi yang lain. “Jika ini tidak diantisipasi, generasi mendatang tidak bisa menumbuhkan ekonomi berkesinambungan,” ungkapnya. “Apalagi, pasar juga tidak peduli terhadap lingkungan.”
    Selain itu, ekonomi RI juga terancam masalah kesenjangan (ekonomi hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat). Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang pesat belum tentu dinikmati secara merata. “Apalagi, pasar tidak bisa dan tidak di-design untuk meredistribusi pendapatan dengan sendirinya,” tutur Eric.
    Satu-satunya yang bisa meredistribusi pendapatan adalah negara melalui pajak. Menurutnya, pajak diambil dari orang yang berpendapatan menengah ke atas, lalu disalurkan ke masyarakat dengan penghasilan menengah-bawah. “Kalau hanya mengandalkan ekonomi pasar, redistribusi pendapatan tidak bisa dilakukan,” tukasnya.
    Sebab menurut Eric, pasar hanya menyalurkan sumber daya ekonomi ke tempat-tempat yang paling efisien. “Karena itu, faktor sustainability lingkungan dan kesenjangan harus jadi pertimbangan pemerintah saat investor baik asing maupun domestik akan merealisasikan investasinya itu,” katanya.
    Pemerintah, lanjut Eric, harus melakukan intervensi yang terukur di pasar. Pada saat investasi masuk, pemerintah harus menghitung agar perusahaan memasukkan risiko kerusakan lingkungan ke dalam ongkos produksi. “Setiap pendirian pabrik baru, harus disiapkan juga biaya kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya,” urainya.
    Jika tidak, akan terjadi eksploitasi sehingga generasi mendatang tak lagi bisa menikmati pesatnya pertumbuhan. “Ekonomi RI masuk 5 besar dunia pun tinggal isapan jempol karena kehilangan sustainability baik pertumbuhan itu sendiri maupun lingkungan,” tandasnya.
    Sebelumnya, di depan para pemimpin negara-negara ASEAN dan Uni Eropa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membanggakan kemajuan ekonomi Indonesia yang menempati posisi 17 terbesar di dunia. Dia juga yakin Indonesia bakal menempati posisi 10 besar.
    Alasannya, perekonomian Indonesia berhasil melewati masa-masa krisis ekonomi global di 2008. Ekonomi kami tumbuh 4,5% di 2008 dan naik menjadi 6,1% di 2010. Pada 2011 diprediksikan tumbuh 6,3% dan 7,7% di 2014.
    Lalu, nilai ekspornya di tahun ini bisa menembus level US$200 miliar (tumbuh dua kali lipat dibandingkan 2006 yang sebesar US$100 miliar. Jumlah cadangan devisa pun juga menembus US$100 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah. "Rasio utang kami juga turun dari 77% di 2001 menjadi 26% di 2010,” paparnya. [mdr]

    Analis: Minyak Akan Jatuh ke US$90 per Barel

    INILAH.COM, Sydney - Minyak berjangka telah pulih dari penurunan di awal perdangan elektronik Senin (9/5) pagi. Namun analis mengatakan harga minyak dapat turun ke US$ 90 per barel pada akhir bulan ini di tengah kekhawatiran pertumbuhan global dan beralihnya posisi spekulatif.
    Acuan untuk minyak light sweet untuk pengiriman Juni naik US $ 1,28, atau 1,3% menjadi US$ 98,44 per barel di New York Mercantile Exchange selama perdagangan Asia. Kenaikan ini menyusul kerugian tajam di pasar komoditas pekan lalu, dengan minyak jatuh hampir 15%, menutup pekan pada US$ 97,18.
    Meskipun data pekerjaan AS yang lebih kuat dari estimasi membantu menenangkan kekhawatiran tentang kekuatan pemulihan global, beberapa analis mengantisipasi penurunan lebih lanjut dalam harga minyak mentah.
    Analis MF Global mengatakan, dengan pengecualian keprihatinan geopolitik dan fundamental minyak yang tidak selalu yang bullish, prakiraan minyak berjangka bisa turun sampai US$ 90 per barel bulan ini.
    Para analis mengatakan produksi di luar Arab Saudi telah jatuh akibat perang sipil Libya, sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan membahas kenaikan kuota pada pertemuan mereka Juni mendatang.
    Kerusakan permintaan, dimana naiknya harga komoditas melemahkan pertumbuhan ekonomi, dan memicu melemahnya permintaan bagi komoditas, adalah faktor lain yang menekan harga energi.
    "Kami melihat bukti rusaknya permintaan, yang berasal dari harga bensin AS yang lebih tinggi, ditambah fakta bahwa ekonomi Jepang tetap tertatih-tatih dan belum merebut kembali pangsa pasar dalam porsi energi," tulis para analis dalam sebuah catatan.
    "Ada sejumlah catatan panjang terkait dana spekulatif non-komersial pada minyak, dan kami menduga bahwa posisi lama akan beralih selama bulan ini," kata para analis.
    Analis pada Capital Economics juga meramalkan minyak mentah akan tenggelam sampai US$ 90 per barel, namun lebih dari satu rentang waktu yang lebih lama, yakni akhir tahun, dengan harga ditekan oleh perusakan permintaan dari AS dan pengetatan moneter di pasar negara berkembang .
    "Kami berharap minyak jatuh lebih lanjut, karena ekonomi global melambat, dolar terus rebound, dan premi risiko karena kerusuhan di Timur Tengah akhirnya memudar, membawa harga minyak kembali ke bawah US$ 90 per barel pada akhir tahun," tulis para analis. [ast]
    Platforms FasaPay Online Payment System
    IndonesianEnglishGermanPortugueseRussianArabicFrench