Selasa, 24 Mei 2011

Prospek Peringkat Kredit Italia Negatif, Ada Apa?

INILAH.COM, Jakarta - Lembaga pemeringkat S&P baru-baru ini mengubah prospek peringkat kredit Italia menjadi negatif. Padahal, negara mafia ini tidak memiliki masalah utang sebesar negara lainnya di kawasan Euro. Ada apa?
Bursa saham Italia turun tajam setelah Standard & Poor mengubah prospek peringkat kredit Italia dari stabil ke negatif, mengutip prospek pertumbuhan yang lemah dan peningkatan risiko atas kegagalan pemangkasan utang yang menggunung.
Namun, lembaga ini tidak mengubah outlook jangka pendek dan panjang Italia, sehingga peringkat ini dinilai masih cukup menguntungkan.
Italia sebenarnya tidak memiliki masalah utang seperti yang dialami negara ekonomi Eropa lainnya. Keuangan publiknya berjalan dengan baik akhir-akhir ini, sehingga negaranya dapat menikmati kepercayaan dari pasar.
Selainitu, Italia memiliki keuntungan, terutama karena kasnya adalah pasar obligasi ketiga terbesar dunia (setelah utang pemerintah Amerika dan Jepang). Ini berarti, jika investor ingin eksposur pada utang dalam mata uang euro, mereka tidak bisa mengabaikan Italia.
Namun, negara ini memiliki masalah pada pertumbuhan. Italia baru saja melalui dekade mengerikan di mana pertumbuhan hampir mendekati flat per kapita. Oleh karena itu tampaknya negara terjebak dalam perangkap utang.
Setelah menyusut 5,2% pada 2009, PDB Italia beringsut kembali ke pertumbuhan 1,3% tahun lalu. Padahal, zona euro secara keseluruhan tumbuh 1,7%, dengan Jerman tumbuh hampir 4%. mentri keuangan Giulio Tremonti pun mengakui bahwa Italia akan tumbuh sedikit lebih lambat dari Inggris dan Perancis tahun ini.
Kenyataannya, krisis euro telah kembali menelanjangi kelemahan struktural dalam perekonomian Italia. Ketika PDB zona euro jatuh, Italia jatuh lebih dalam, ketika naik, peningkatannya terbatas. Negara ini memiliki perusahaan besar terlalu sedikit dan tidak menghasilkan pekerjaan bagi kaum muda.
Lihat saja, lebih dari seperlima penduduk usia 15 – 29 tahun, tidak bekerja atau sekolah. Selain itu, terlalu sedikit perempuan memiliki pekerjaan. Gubernur Bank Italia Mario Draghi juga mencatat, pengusaha Italia harus mengatasi tingkat kejahaan terorganisir yang sangat tinggi.
Italia telah melewati krisis keuangan lebih baik dari beberapa rekan-rekan zona euro-nya, namun negara ini telah menjadi salah satu blok ekonomi paling lamban selama lebih dari satu dekade.
Banyak analis mengatakan kecuali jika mengadopsi reformasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan potensi pertumbuhan tajam, Italia memiliki kesempatan kecil memenuhi target jangka menengah untuk memangkas utang. "Jika pertumbuhan ekonomi tetap rendah, hasil fiskal akan secara signifikan tidak sampai ke target pemerintah dan itu dapat menggagalkan rencana pengurangan utang," kata S & P.
Italia hampir tidak tumbuh pada kuartal pertama, dengan produk domestik bruto (PDB) hanya naik 0,1%, dibandingkan kenaikan sebesar 1,5% di Jerman dan 1,0% di Perancis. Krisis yang melanda Yunani tumbuh mencapai 0,8%.
Untuk membayar utang yang besar (utang terhadap PDB tercatat mencapai 128% pada 2009) diperlukan pertumbuhan. Tapi sulit melihat bagaimana Italia bisa mencapai ini, ketika telah menghabiskan uang untuk membayar hutang.
Salah satu cara adalah dengan program liberalisasi reformasi. Tapi itu tidak akan terjadi. Kebetulan, masyarakat Italia sebagian besar cukup nyaman dengan situasi ini. Seruan untuk meniru protes baru-baru ini di Spanyol tidak dipedulikan. Beberapa orang Italia bahkan berpendapat bahwa hal yang baik bila pemerintah mereka dibebani utang, karena dapat memperbaiki hidup lebih baik dari sebelumnya.
Senada dengan analis IMF dan OECD yang mengatakan bahwa ekonomi Italia bulan ini pulih perlahan. Namun, akan butuh reformasi struktural besar untuk meningkatkan potensi pertumbuhan. Mereka mendesak upaya merangsang pertumbuhan produktivitas dan investasi asing.
Tapi, para analis mengatakan pemerintah akan enggan untuk mengambil tindakan tersebut. "Berlusconi, karena popularitasnya terjun, enggan mengambil agenda reformasi yang tidak populer, karena hal itu dapat mengakibatkan kehilangan pekerjaan dan turunnya pendapatan," kata Raj Badiani dari IHS Global Insight.
Revisi S&P merupakan pukulan bagi Berlusconi, yang terlibat dalam uji coba seks dan korupsi, dan menderita kemunduran besar pekan ini dalam pemilihan lokal. koalisinya menghadapi risiko run-off di 29-30 Mei di Milan, kota bisnis Italia.
Catatan positif S&P hanya untuk sektor perbankan Italia, yang dibantu pergerakan memperkuat modal dan berada dalam posisi keuangan yang lebih kuat ketimbang dari enam bulan lalu.
S & P mengatakan bahwa perubahan outlook dapat membahayakan kredit beberapa bank Italia yang memiliki peringkat sama atau lebih tinggi dari peringkat utangnya. Bank-bank tersebut adalah Intesa Sanpaolo dan bberapa unit intinya, bank investasi Mediobanca dan unit BNP Paribas unit Banca Findomestic dan Banca Nazionale del Lavoro. [mdr]


www.inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Platforms FasaPay Online Payment System
IndonesianEnglishGermanPortugueseRussianArabicFrench